Tuesday 12 February 2013

Ulasan Buku: Meraba Indonesia

Melibas Sumatra dari Monas Menuju Kilometer Nol



"Sumatra itu selalu berkembang dan dilirik pemerintah tak seperti daerah timur yang telah dianaktirikan". Pikiran seperti itu -yang entah mengapa- udah tumbuh di otakku dari jaman sd. Ya, pulau sumatra itu masih berada di bagian barat Indonesia (WIB). Mungkin karena statement itu dengan analisa yang sedikit tak berguna, tak mengerti apa2, apalagi kehidupan sumatra yang tak pernah ku'jajah' membuatku semakin dangkal tentang tanah Indonesia itu haha. Tetapi semua itu telah terbantahkan, sejak membaca MERABA INDONESIA-nya om yunus, aku lumayan mengerti :D. Yang dianaktirikan pemerintah itu bukan hanya sang timur saja, tetapi benar-benar pulau terluar di indonesia, yg katanya negara maritim.
Kali ini aku baru saja usai menjelajah pulau sumatra bersama khayal, melibas sumatra dari monas menuju kilometer nol. Perjalanan om farid dan om yunus ini seakan mengikutsertakan aku -atau mungkin pembaca yang lain- menyusuri kehidupan yang ada disana. Ikut merasakan surga kedamaian dirumah om solihin di teluk kiluan, melihat lukisan sempurna tinta emas ufuk barat pulau keliru, melahap ikan segar om edris seperti saat om farid lakukan, ataupun berkunjung dan menginap di rumah Tan Malaka- salah satu dari para intelektual Indonesia- di Payakumbuh. Merasakan kenikmatan alam yang membuat uang tunai pun tak berguna. Ah, fabbiayyialla irabbikuma tukaziban.

Indonesia, sebagian orang telah mengetahuinya, bahkan orang asingpun sependapat bahwasanya orang2 indonesia itu ramah tamah. Seperti yang dialami om farid dan om yunus. Mereka tinggal dirumah teman, warga, bahkan ada yang bersedia mengajak mereka ke kampung halamannya -walaupun gagal ke kampung om edris, simatalu. Mereka selalu menemukan kawan baru disetiap langkah mereka. Bagian yang paling aku sukai itu, saat mereka berada diatas kapal melihat wajah manusia diatas geladak kapal selama 6 malam 7 hari. Melihat Indonesia di atas geladak kapal.

Kapal terigas, 7H6M sumber
Bagian pertama dari buku MERABA INDONESIA (Ahmad Yunus, 2011) ini mengajak kita sebagai pembaca mengikuti alur kehidupan yang ada di pulau Sumatra. Dibalik keindahan alamnya yang masih alami, masih tak sebanding dengan kehidupan rakyatnya yang serba kekurangan di pulau terluar sana. Dan masih banyak cerita kehidupan di pulau natuna, mengenal bapak republik atau kota Barus yang dulunya sebagai pelabuhan penting di Indonesia.

Untuk cerita di pulau-pulau lainnya aku belum sempat membacanya. Mungkin lain kali aku bisa meng-update ulasan buku karya om yunus ini :D Atau para readers sekalian bisa mencarinya ke toko buku seperti Togamas ataupun Gramedia, tapi nyarinya KUDU sabar karena buku ini sudah mulai susah dicari :)

Dan mencintai tanah air Indonesia
dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia
bersama rakyatnya dari dekat.
(Soe Hok Gie, 1942-1969).

No comments:

Post a Comment