Monday 28 October 2013

Terjebak di Pulau Pari!




Ayo boot, ikut boot!"

Saat itu aku masih berada di Surabaya, mengikuti ujian masuk lintas jalur di salah satu perguruan tinggi disana. Awal tahun 2012 memang dimulai dengan ujian tetapi chat dari Awal, kawan dari Bandung, masih terngiang-ngiang di pikiranku. Dilema~

Rencananya angkatan 2006 tempatku kuliah dulu, mau liburan di salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Pulau Pari namanya. Aku yang masih awam dengan pulau itu, tidak terpikirkan akan kesana. Kawan-kawan seangkatan  juga diajak berlibur. At least dengan berpikir panjang, menimbang-nimbang, aku meng-iyakan ajakan si awal, yang akhirnya harus membiayai aku kesana alias aku ngutang hihi. Kami mengikuti paket liburan, jadi kami hanya menyepakati itinerary yang ada. Lebih simple dan tidak riweuh *baca: rempong* aku rasa. Kita hanya perlu nyiapin diri aja, jangan sampai sakit. 

Subuh-subuh hari sabtu (20/01/12), aku udah keluar dari sarang kosannya Dwi, menuju kosan setiabudi *ceritanya aku udah balik lagi ke Jakarta, menyelesaikan urusan pekerjaanku* . Kemudian kami menuju Pelabuhan Muara Angke, yang notabene jadi tempat pertemuan kami.

Sinar matahari berangsur-angsur menghangatkan tubuh kami, yang semula memang tidak dingin, menemani awal perjalanan kami menuju Pulau Pari. Para nelayan masih sibuk memarkirkan kapalnya agar tak bertabrakan dengan kapal fery yang kami tumpangi. Memang pelabuhan Muara Angke tak jauh dari pasar tradisional. Seperti layaknya pasar di pagi hari, ramai dengan orang-orang yang lalu lalang, mencari bahan-bahan makanan untuk dimasak. Lengkap ramainya, karena telah berkumpul pula orang-orang macam kami yang hendak menginjakkan kaki di Kepulauan Seribu.
Sekilas tentang Kepulauan Seribu ya. Kepulauan ini merupakan bagian dari Ibukota kita. Kabupaten bukan ya? Hmmm, musti buka mbah google dulu nih hahha.

Perjalanan menuju salah satu surga Indonesia ditemani dengan suara kletek-kletek dari kapal, angin yang berhembus layaknya kipas raksasa yang berdiri dihadapan kami, lalu langit yang cerah, secerah hatiku waktu itu hehe. Perjalanan menuju pulau pari dari muara angke tidak berlangsung lama, kurang lebih 3 jam dan selama itu, para wanita yang telah meminum antimo, sudah terbuai dengan indahnya alam mimpi. Pulas!
 
Sekitar pukul 10.30, kami tiba. Kami langsung digiring ke penginapan, semacam homestay gitu, karena kami banyak *16 orang* satu rumah dengan 3 kamar pun cukup laah. Di depan penginapan telah disiapkan sepeda ontel buat kami gunakan untuk mengeksplor pulau pari. Setelah istirahat sebentar, kami pun mengangkat pantat yang sudah tak tahan untuk mengeksplor pulau pari.
Pulau pari namanya, disana ada penangkaran ikan pari gitu? Katanya sih karena perairannya yang dangkal dan banyak ikan pari disana, tapi kok saya waktu tu kagak nemu! Seperti yang saya tulis sebelumnya, letaknya ada di Kepulauan Seribu, Jakarta. Ya di Ibukota super metropolitan itu terdapat banyak pulau-pulau cantik sebagai tempat wisata alam. Berbeda dengan kehidupan di Jakarta, disini terdapat pantai-pantai yang dikelola kebersihannya oleh masyarakat yang tinggal, sehingga pantai tetap terawat dan bersih~

langsung sepedahan
ready for nyemplung!
Tepat saat matahari di atas kepala, kami mulai siap2 mengeksplor surga bawah laut yang ada di sekitaran pulau pari alias snorkeling. Ini pengalaman pertama snorkelingku hehhe. Pertama kali menggunakan kacamata snorkeling haha, udik euy. Pertama kali memberanikan diri berenang di tengah laut *padahal pake pelampung juga :p*. Pertama kali pula mengira roti dibawa buat makanan kita pas di tengah laut tar. Ya maklum lah yaaa, pemula #alibi. Pertama kali ber-antusias berenang walau kagak bisa dan melihat makhluk bernama bulu babi yang katanya bisa bikin gatel-gatel jika mengenainya, padahal kelihatannya unyu-unyu sekali bentuknya :3
   
Buat yang kagak bisa renang, kagak papa nyoba snorkeling, wong pake pelampung dan kaki katak. Tapi ya better kalo bisa renang. Nyemplung ke dalem tanpa menggunakan pelampung, menikmati keindahan terumbu karang disana, tak lupa narsis dibawah sana. Oh iya, kami di sini kagak cuma snorkeling saja, pulau kecil seperti pulau tikus juga kami jelajahi hingga tak terasa kalau kami telah mengelilingi pulau tersebut. Kegiatan ini berlangsung hingga sore hari, kemudian kami pulang membereskan diri.

Lelah sesi bakar-membakar semalam dekat dermaga pulau pari, tak cukup menyulutkan niat saya untuk hunting sunrise di pantai perawan, yang katanya si abang merupakan pantai sebelah timur pulau pari dan paling cantik sunrisenya disitu. Saya dan kang boil pergi paling duluan meninggalkan kawan yang lain, karena sudah tak sabar. Tapi apa daya, cuaca saat itu lagi tak mendukung. Awan tebal menutupi cahaya mentari yang hendak menampakkan wajahnya. Walaupun begitu, pantai perawan tak jera juga memberikan kami elok indahnya tempat itu, mengingatkan saya dengan phuket yang ada di Thailand sana *halah*

this! *dok abang tukang poto
babi! *dok abang tukang poto
Kumpul di Pulau Tikus *dok kang boil
Pulau Perawan *dok kang boil
Kumpul di Pulau Perawan *dok kang boil

See you at nite :)

Banyak pikiran yang muncul dari pertama kalinya saya disini, tentang apa yang saya akan lakukan kedepan, apa yang saya cari selama ini, buat apa saya hidup didunia ini, mengapa saya hidup, ya disini di Pulau Pari saya merenung *ealah, sedikit melow galau kagak papa dong* 

Terima kasih wawal yang sudah menjebak saya ikut dalam liburan ini, kakak-kakak tingkat dan yang lainnya yang terpaksa mengangkut saya kedalam liburan kalian, dan si abang tukang foto kami. Thanks alot :*

Mencintai Indonesia apa adanya :*
Nb. harusnya dipostkan setahun yang lalu -_____- semoga catper ini kagak basi :)

No comments:

Post a Comment