negeri awan, cemoro lawang! |
Dalam kegelapan dan kedinginan , kami berjalan dan terus berjalan hingga pendakian. Diatas penanjakan sana, sudah banyak mang2 yang jualan dan kami pun mampir sebentar sekedar menghangatkan badan dengan menyeruput teh anget ato duduk depan perapian. Sebenarnya tempat tujuan kami tidak jauh dari situ, hanya tinggal menaiki tangga seribu dan berjalan nanjak sedikit saja.
![]() |
menuju penanjakan yihaaa! |
teutep enjoy walopun kagak nemu kehangatan di penanjakan :) |
Dalam perjalanan kembali ke penginapan, si Imam berjalan dan
mengobrol dengan bule *entah bule asalnya dari mana itu, sementara yg lainnya
termasuk saya sudah berjalan jauh didepan mereka dan mereka ngobrol hingga
berjalan mendahului kami*. Si bule bawa carrier gede, lengkap dengan
perlengkapan lainnya *ada tenda juga kayaknya*. Amazingly, bule itu wanita dan
she is a solo traveler, wow. Sepergian dari si bule, imam pun ngasih tau ke
kami, kalau si bule setelah dari bromo dia masih berkeliling Indonesia *entah
kemana, lupa* dan pekerjaannya just take some photos then share them in
internet, she is a photographer and works for national geographic. Lagi2 wow,
another my dream *mengkhayal mode on* haha. Entah kenapa makin termotivasi
sejak itu, termotivasi untuk terus travelling dan motret keindahan di
Indonesia. Secara dia wanita looh dan sendirian haha.
Oke skip, lanjut ke catper-nya.
Sampai dipenginapan kami beres2, bersiap2 untuk mengangkat
ransel kembali menuju destinasi selanjutnya, pulau sempu. Setelah semuanya berunding
dan setuju kenyataan bahwa kami akan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki
ke Jemplang menyusuri pasir berbisik dan bukit teletabis. Jemplang sendiri itu
merupakan sebuah daerah perbatasan antara gunung semeru dan bromo. Kami memilih
jalan kaki dengan alasan: naik mobil jeep mahal, bisa sampai 100rb per orang;
kata salah satu warga cemoro lawang sekitar penginapan, perjalanan cemoro
lawang-jemplang bisa ditempuh dengan 2jam-an dan jaraknya lumayan; kemudian
karena free. Maka kami bergegas angkat kaki dari perkampungan cemoro lawang dan
dari sini awal keresahan kami.
![]() |
penduduk lokal! |
![]() |
dari pasir, rumput, hingga bukit. jemplang! |
Kemudian beberapa mulai terasa resah, karena sudah 2jam
lebih kami berjalan, tujuan kami belum terlihat walaupun hamparan bukit hijau
yang mempesona yang mulai terlihat. Harapan kami, itulah tujuan kami, tetapi
bukan. Beberapa warga dari cemoro lawang melewati kami begitu saja, laju jalan
mereka. Pantas saja, 2 jam-an bisa dijajal. Penduduk lokal memang guide
terbaik, tapi jangan samakan kemampuan kita dengan mereka yang sudah biasa
melakoninya, menjadi preman disana!
bukit teletabis |
Langit
yang awalnya biru, berubah menjadi mendung, galau, menangisi kepergian kami
meninggalkan Jemplang menuju Malang *walaupun cuman sebentar*. Pergantian masa,
senja, dari sore menuju malam. Langit
gelap, entah apakah terlihat bulan bercahaya atau masih malu untuk menampakkan
diri, kami tak peduli saat itu. Di mobil bagian depan, tidak ada yang terlihat
tidak tidur kecuali pak supir tentunya, kalo bagian baknya entah masih betah
menutupi diri mereka dengan terpal biru si bapak supir :)
Bromo Tanjung Pondok Tani
ReplyDeleteMemperkenalkan " Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, menginap di pondok tani tanjung-tosari, cukup membayar dng sukarela “tanpa tarif” (khusus untuk rombongan)
* rute: pasuruan-warungdowo-ranggeh-pasrepan-puspo-tanjung (BTPT) KM 99 (Baledono-Tosari)
@.kamar los + 2 km mandi luar, dapur, teras serba guna, kapst: 8 s/d 16 orang, cukup memasukkan dana "sukarela" ke kotak dana perawatan pondok pertanian.
@.kamar utama + km mandi dalam + perapian, kapst: 4 s/d 6 orang. Rp.150.000,- /malam
# untuk informasi hub per sms/tlp: 081249244733 - 085608326673 ( Elie – Sulis ) 081553258296 (Dudick). 0343-571144 (pondok pertanian).
# Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian